2014 / Liputan Media / Media

Published: 17/01/2014

Sumber: Soloblitz.co.id, Kamis, 16 Januari 2014 

Editor: Wijayanti

 

JAKARTA – Banyaknya anggota legislatif pria yang tertangkap karena terjerat kasus korupsi membuat publik lebih cenderung mempercayai calon legislatif (caleg) perempuan. Pasalnya, caleg perempuan diharapkan tidak akan sekorup pria saat nantinya terpilih sebagai wakil rakyat.

 

“Kalau dari hasil penelitian kita di lapangan, justru kini masyarakat berharap banyak ke (caleg) perempuan karena memang mulai tidak percaya dengan anggota DPR pria,” kata Edriana Noerdin, Direktur Penelitian Women Research Institute seusai seminar bertajuk “Representasi Politik Perempuan: RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender”, Kamis (16/1/2014).

 

Kondisi tersebut, menurut Edriana, justru berdampak positif bagi caleg perempuan yang akan bertarung pada Pemilu Legislatif April 2014. Apalagi, jika dilihat dari Pemilu sebelumnya, ada peningkatan jumlah anggota DPR RI perempuan.

 

Pada Pemilu 2004, jumlah anggota DPR RI perempuan tercatat 11 persen dari jumlah total. Selanjutnya pada 2009, jumlah anggota DRP RI perempuan naik menjadi 18 persen dari seluruh anggota legislatif.

 

“Kenaikan itu cukup signifikan. Belum lagi aturan tahun ini yang mewajibkan partai politik wajib memenuhi kuota caleg perempuan sebesar 30 persen. Tentu ini menumbuhkan optimisme untuk bisa meningkatkan kuota perempuan sebagai anggota legislatif,” katanya.

 

Sementara itu, meski jumlah anggota legislatif perempuan diharapkan bisa terus meningkat guna membela isu perempuan, Presiden Direktur CEPP FISIP UI, Chusnul Mariyah mengatakan masih banyak proses rekrutmen caleg di partai politik yang belum mengedepankan kualitas.

 

“Proses rekrutmen di parpol itu, biasanya ditentukan oleh tingkat suka. Artinya yang disukai itu tentu yang gampang dikendalikan,” ujarnya.

 

Ditambahkan Chusnul, masih ada diskriminasi dalam pola pikir masyarakat yang menyamaratakan sifat perempuan yang kerap kali merendahkan kaum hawa.

 

“Kalau ada satu perempuan bodoh, (dianggapnya) semua perempuan bodoh. Tapi kalau ada satu pria bodoh, ya cuma dia saja yang bodoh,” katanya.

 

Dalam penelitian yang dilakukan lembaga swadaya masyarakat itu, tercatat sebanyak 45 persen masyarakat Indonesia merasa kurang terwakili oleh anggota DPR RI. Sementara itu sekitar 23 persen mengaku cukup terwakili dan 21 persen lainnya merasa tidak terwakili sama sekali.

 

Lebih lanjut, saat ditanya soal keterwakilan anggota DPR perempuan, sebanyak 29 persen masyarakat mengaku cukup terwakili, 40 persen merasa kurang terwakili, dan 16 persen lainnya mengaku tidak terwakili sama sekali.

 

Ade Irma Junida|ANTARA

 

Link Berita: Caleg Wanita Lebih Dipercaya Ketimbang Pria