Penelitian

Published: 20/03/2014

Laporan Program Tahunan WRI, Januari-Juni 2008

Refleksi

  • Hasil penelitian mengenai akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi perempuan miskin di tujuh kabupaten menunjukkan bahwa layanan dan pemanfaatan kesehatan reproduksi, khususnya kesehatan ibu bagi perempuan miskin, masih sangat terbatas. Lebih jauh, alokasi anggaran untuk layanan kesehatan ibu dan kesehatan reproduksi di area penelitian rata-rata tidak lebih dari 2% dari anggaran kesehatan daerah. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kebijakan mengenai kesehatan ibu dan kesehatan reproduksi di area penelitian belum tersedia.
  • WRI saat ini memiliki data ekstensif yang terkait dengan layanan kesehatan reproduksi di tujuh kabupaten yang dapat dikembangkan sebagai basis data layanan kesehatan reproduksi. Data ini juga dapat digunakan sebagai sumber bagi publikasi-publikasi bertemakan Layanan Kesehatan Perempuan yang akan dikembangkan melalui diskusi dengan para ahli.
  • Workshop yang dilakukan dengan beberapa pemangku kepentingan lokal di tujuh kabupaten yang menjadi area penelitian telah mendorong mereka untuk menunjukkan sikap baru dalam mengaplikasikan penyusunan anggaran gender dan instrumen-instrumen perencanaan yang ramah gender dalam mengidentifikasi apakah layanan kesehatan mereka telah memihak perempuan miskin.
  • Selama 2007, dengan hibah yang berbeda, WRI juga melatih para pemangku kepentingan dari 15 kabupaten yang berbeda mengenai advokasi anggaran dan kebijakan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan anak. Hasil dari program ini sebagai contohnya adalah peningkatan alokasi anggaran untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak, analisis anggaran terkait layanan kesehatan bagi ibu dan anak di 15 kabupaten, dan modul advokasi tentang analisis anggaran dan kebijakan dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak. Seperangkat instrumen ini dibuat untuk melatih para pemangku kepentingan di 15 kabupaten. Seperangkat instrumen ini juga digunakan dalam memantau dan mengevaulasi kebijakan dan alokasi anggaran di tujuh kabupaten yang tercakup dalam area penelitian WRI. Pada akhirnya, instrumen-instrumen ini juga digunakan oleh WRI untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang untuk memperbaiki kondisi dan posisi perempuan di Indonesia.
  • Kapasitas penelitian para peneliti WRI ditingkatkan melalui pembinaan intensif dengan konsultan penelitian dalam tahap perencanaan metodologi penelitian selama periode penelitian ini.
  • Kapasitas staf WRI dalam analisis anggaran gender diperkuat melalui komunikasi dan pertukaran informasi serta instrumen-instrumen secara ekstensif dengan Debbie Budlender dari International Budget Program, Afrika Selatan. 

 

Aktivitas/Permasalahan yang Teridentifikasi

 

A. Operasi penelitian di lima kabupaten: Mataram (Lombok), Surakarta (Jawa Tengah), Kupang (Timor Barat), Subang (Jawa Timur), dan Jembrana (Bali) ditujukan untuk meneliti:

  • Apakah instrumen-instrumen alokasi anggaran ramah gender WRI dapat menghasilkan perubahan dalam sikap dan praktek para pembuat kebijakan lokal untuk menghasilkan alokasi anggaran konkret yang membuka akses perempuan miskin atas tiga hak dasar: pendidikan, layanan kesehatan, dan kesempatan kerja (pekerjaan);
  • Tipe-tipe hambatan yang membatasi kemampuan perempuan dalam membebaskan diri dari kemiskinan terkait dengan ketiga area yang disebutkan di atas (pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan);
  • Tipe-tipe rencana program pendukung, termasuk bantuan teknis, untuk memantau alokasi anggaran ramah gender, yang dapat meningkatkan akses atas pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan dengan meminimalkan hambatan-hambatan yang disebutkan sebelumnya.

 

B. Pengembangan kapasitas di antara staf internal WRI, khususnya dalam memproses, mentabulasi, dan menganalisis data kuantitatif dan kualitatif baik dari sumber primer maupun sumber sekunder seperti Badan Pusat Statistik.

 

C. Kunjungan studi banding ke India, Korea, dan Brasil.

Aktivitas/Permasalahan yang Teridentifikasi dan Ditangani

A. Seperti telah disebutkan dalam laporan sebelumnya, penelitian dilaksanakan di lebih dari lima kabupaten, yaitu tujuh kabupaten. Pada periode pelaporan, implementasi aktivitas-aktivitas penelitian di tujuh kabupaten telah selesai dilakukan. Sebagai hasilnya, WRI memiliki data terkait akses dan pemanfaatan layanan kesehatan bagi perempuan miskin di tujuh kabupaten.

  • Data mencakup kebijakan mengenai kesehatan reproduksi, khususnya kesehatan ibu, fakta-fakta terkait layanan kesehatan reproduksi bagi perempuan miskin dan fakta-fakta dari penyedia layanan kesehatan, layanan kesehatan reproduksi dan juga alokasi anggaran untuk layanan kesehatan, khususnya yang terkait dengan kesehatan reproduksi, kematian ibu dan anak di tujuh kabupaten. WRI telah melaksanakan FGD di empat kabupaten untuk mendiskusikan laporan awal penelitian ini dengan para pemangku kepentingan (pembuat kebijakan dan masyarakat sipil setempat), termasuk evaluasi alokasi anggaran dan kebijakan terkait layanan kesehatan ibu/layanan kesehatan reproduksi. WRI juga melaksanakan panel Delphi dengan para ahli untuk mendiskusikan laporan awal ini. 
  • Workshop dengan para pemangku kepentingan di Jakarta (pembuat kebijakan dan masyarakat sipil setempat) untuk menyampaikan laporan penelitian awal WRI adalah salah satu cara untuk mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan guna memperkaya analisis awal yang dilakukan oleh WRI. 
  • Saat ini, data mengenai alokasi anggaran untuk layanan kesehatan di tujuh kabupaten menunjukkan bahwa anggaran tersebut kurang dari 9% atau sekitar 5.8-8.9% saja dari total anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pengeluaran kesehatan yang ideal menurut MDGs adalah Rp. 120.000,- per kapita, sedangkan pada kenyataannya, pengeluaran kesehatan hanya Rp. 40.000,- per kapita di kebanyakan kabupaten di Indonesia. Hanya Jembrana yang telah memenuhi ketentuan ideal MDGS dengan menganggarkan Rp. 151.000,- per kapita. Sedangkan Indramayu yang memiliki tingkat kematian ibu 281/100.000 hanya menganggarkan Rp.41.000,- per kapita untuk anggaran kesehatannya. Data mengenai alokasi anggaran untuk layanan kesehatan perempuan di 2007 menunjukkan bahwa anggaran yang dialokasikan kurang dari 2% atau hanya berkisar antara 0-1.76%. 
  • Data mengenai hambatan-hambatan yang membatasi perempuan terkait dengan layanan kesehatan reproduksi di tujuh kabupaten diantara kabupaten-kabupaten lainnya adalah: terbatasnya jumlah pekerja kesehatan terlatih, khususnya bidan dan dokter kandungan, infrastruktur yang buruk (layanan transportasi dan kondisi jalan yang buruk), keterbatasan alat yang diperlukan untuk menyediakan layanan kesehatan yang baik, mahalnya layanan kesehatan yang harus dibayar oleh perempuan miskin, dan distribusi asuransi kesehatan bagi penduduk miskin yang tidak merata. 
  • Data mengenai rencana program pendukung dari tujuh kabupaten menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian merekomendasikan bantuan teknis untuk memantau alokasi anggaran ramah gender yang dapat meningkatkan akses atas kesehatan dengan meminimalkan hambatan-hambatan yang telah disebutkan.

B. Terkait dengan pengembangan kapasitas staf internal WRI, khususnya dalam memproses, mentabulasi, dan menganalisis data kuantitatif dan kualitatif baik dari sumber primer maupun sekunder seperti Badan Pusat Statistik, prosesnya masih terus berlangsung. Para peneliti WRI juga beberapa kali mendiskusikan rancangan dan temuan-temuan awal penelitian dengan Besral, ahli statistik, dan para dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia sejak Februari hingga Juni 2008. Akhir-akhir ini, selama penulisan dan analisis laporan awal, WRI juga mendiskusikan secara intensif metodologi dan masalah-masalah kesehatan reproduksi dengan dr. Roy Tjiong (dewan anggota IIPPF) dan Prof. Dr. Gulardi Wignyosastro (POGI). Untuk menyediakan masukan bagi pengumpulan data dan temuan-temuan pendahuluan penelitian WRI, divisi penelitian telah empat kali menggelar diskusi di kantor WRI dan mengundang para ahli permasalahan gender dan kesehatan reproduksi dan juga para ahli penelitian sosial dan analisis anggaran seperi Yanti Muchtar, Ninuk Widyantoro, Myra Diarsi, Yuna Farhan, dan Dr. Alexander Irwan.

 

C. Dilaporkan dalam laporan sebelumnya bahwa kunjungan studi telah diubah dari Brazil ke Meksiko dan kunjungan ke Korea dibatalkan agar WRI dapat mengirimkan lebih banyak orang untuk mengunjungi India. Kunjungan studi dilakukan untuk mempelajari mekanisme partisipatif dalam melibatkan perempuan di politik dan keberhasilan dalam meningkatkan anggaran bagi pemberdayaan perempuan di India. Sedangkan kunjungan studi ke Fundar di Mexico City dilakukan untuk belajar dari pengalaman mereka melibatkan partisipasi para pemangku kepentingan, khususnya perempuan, dalam meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan di Meksiko. Laporan akan disampaikan secara terpisah.

 

Indikator Keberhasilan

Setidaknya di tiga dari lima kabupaten, pemangku kepentingan lokal merestrukturisasi alokasi anggaran kabupaten mereka untuk memenuhi tiga hak dasar perempuan atas pendidikan, layanan kesehatan dan kesempatan kerja yang setara;

  • Di masing-masing kabupaten, tersedia seperangkat instrumen untuk memantau dan mengevaluasi hasil alokasi anggaran yang ramah gender;
  • Meningkatnya kemampuan para staf WRI dalam melakukan survei dan mengumpulkan data yang dikonfirmasi oleh peneliti senior dari University of Sydney yang menjadi mentor mereka;
  • Publikasi dan diseminasi laporan penelitian, laporan perjalanan, dan kertas kerja mengenai alokasi ramah gender melalui website dan jurnal WRI. 

Hasil Aktual yang Telah Dicapai Sampai Saat Ini

  • Sampai saat ini, para pemangku kepentingan lokal dari tujuh kabupaten yang tercakup dalam area penelitian WRI telah mengevaluasi alokasi anggaran kabupaten untuk memenuhi hak dasar perempuan atas pelayanan kesehatan. Empat dari tujuh kabupaten telah duduk bersama untuk mendiskusikan kebutuhan untuk merestrukturisasi anggaran kabupaten mereka bagi layanan kesehatan reproduksi perempuan.
  • WRI juga telah mengembangkan seperangkat instrumen untuk memantau dan mengevaluasi alokasi anggaran dengan menggunakan perspektif gender dan seperangkat instrumen ini telah diujicobakan di 15 kabupaten di Indonesia. Seperangkat instrumen ini juga sedang digunakan untuk mengevaluasi alokasi anggaran di tujuh area penelitian WRI. Seperangkat instrumen disampaikan dalam bentuk Modul Mengenai Anggaran dan Kebijakan untuk Mengurangi Angka Kematian Ibu dan Bayi.
  • Para peneliti WRI telah meningkatkan kemampuan mereka dalam melakukan survei dan mengumpulkan data kualitatif yang menjadi bekal mereka dalam menghasilkan data ekstensif yang terkait dengan layanan kesehatan reproduksi seperti contohnya layanan kesehatan ibu.
  • Pada Mei 2008, WRI mempublikasikan sebuah kompilasi artikel dengan judul Bertahan Hidup di Desa atau Tahan Hidup di Kota: Balada Buruh Perempuan. Segala publikasi dan laporan WRI dapat diakses dari website WRI. 

Tujuan yang Diharapkan untuk Dicapai

Untuk mengembangkan agenda penelitian yang berfokus pada dampak kebijakan desentralisasi terhadap partisipasi politik oleh perempuan.

Tujuan yang Telah Dicapai Hingga Saat Ini

Selama periode pelaporan, WRI dalam batas tertentu telah mengembangkan agenda penelitian yang berfokus pada dampak kebijakan desentraliasi terhadap partisipasi politik oleh perempuan. Data yang sedang dikumpulkan memberikan kami gambaran atas akses dan pemanfaatan layanan kesehatan pada era desentralisasi, khususnya dalam bidang layanan kesehatan reproduksi bagi perempuan miskin. Kemampuan para perempuan dalam menyuarakan kebutuhan mereka dapat dimaknai juga sebagai sebuah upaya untuk berpartisipasi secara politis dengan mengungkapkan kekhawatiran mereka atas kualitas layanan kesehatan dan alokasi anggaran. WRI telah mengumpulkan data tersebut dari tujuh kabupaten selama periode pelaporan dengan memfokuskan pada permasalahan layanan kesehatan khususnya yang terkait dengan layanan kesehatan reproduksi bagi perempuan miskin. ***