Current Project / Kesehatan Reproduksi / Perempuan & Kesehatan

Published: 13/10/2014

Tingginya Angka Kematian Ibu dan pernikahan dini mendorong Women Research Institute (WRI) melakukan program advokasi mengenai hak pendidikan seks dan hak kesehatan reproduksi bagi remaja. Sejak Juni 2013, WRI menjalankan sebuah program yang terkait dengan kesehatan reproduksi (kespro) remaja di wilayah Jakarta, Bandung, dan Gunungkidul.

Program di Jakarta telah dijalankan sejak Maret 2014 dengan melakukan sosialisasi dan pembentukan tiga kelompok binaan remaja di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Di wilayah Klender, Jakarta Timur telah terbentuk kelompok binaan yaitu Organisasi Karang Taruna RT 6 bernama OKNAME. Dan di wilayah Jakarta Selatan terdapat dua kelompok binaan yaitu Gerak Cepat Selalu Ingin Tahu atau disingkat GESIT, yang berada di SMP 198 Duren Sawit dan kelompok binaan bernama Pusat Informasi dan Konseling Lenteng Agung atau PIK-LA yang berada di SMA 38 Lenteng Agung.

Organisasi Karang Taruna RT 6 (OKNAME)

Program yang dijalankan oleh OKNAME adalah pembentukan organisasi dengan membahas struktur organisasi dan melakukan diskusi secara rutin untuk menggali berbagai persoalan remaja setempat.

Beberapa persoalan remaja yang teridentifikasi di wilayah dimana OKNAME dibentuk adalah maraknya seks berisiko (terkena berbagai penyakit atau sampai mengakibatkan kehamilan) dan berlanjut dengan pernikahan dini.

Kegiatan identifikasi masalah diperdalam pada pertemuan berikutnya April 2014. Upaya menggali lebih dalam permasalahan remaja metode diskusi dilakukan menggunakan mind map. Banyaknya kasus remaja yang melakukan seks berisiko menunjukkan bahwa remaja putri lebih rentan menjadi korban dalam permasalahan remaja yang muncul di Jakarta Timur.

 

Gerak Cepat Selalu Ingin Tahu (GESIT) SMP 198

GESIT memulai kegiatan pertamanya pada April 2014 dengan agenda pertama membuat struktur organisasi. Dan mulai melakukan diskusi pada Mei 2014 yang membahas pengenalan materi kesehatan reproduksi: proses menstruasi, organ reproduksi perempuan, dan pubertas. Pada diskusi pertama diketahui bahwa sebagian besar anggota forum yang berjumlah 10 remaja putri belum memahami pengertian kesehatan reproduksi. Oleh karenanya dalam diskusi ini diberikan substansi pemahaman mengenai kesehatan reproduksi (pengertian kesehatan reproduksi).

Pertemuan selanjutnya membahas mengenai proses menstruasi. Diskusi dimulai dengan menonton film bersama mengenai proses terjadinya menstruasi. Film berdurasi 7 menit ini menjelaskan mengenai proses menstruasi, juga dibahas mengenai alat-alat reproduksi perempuan dan fungsinya. Dalam diskusi ketiga organ atau alat-alat reproduksi dan fungsi reproduksi perempuan dilanjutkan pembahasannya lebih mendalam berdasarkan buku “Organ Reproduksi Perempuan”. Karena diharapkan peserta diskusi menjadi lebih paham dan lebih mengenal fungsi dan alat reroduksinya.

Pembahasan mengenai pubertas dilakukan pada diskusi ke-empat, dimulai dengan menggali hal-hal apa saja yang dirasakan ketika mengalami pubertas. Anggota kelompok binaan mulai menceritakan bagaimana proses menstruasi pertama kali dan perubahan yang dirasakan pada alat-alat dan fungsi reproduksi. Pada dasarnya, ciri pubertas ditandai dengan menstruasi pertama kali pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki. Pubertas merupakan awal bagi remaja untuk mengenal dirinya, mengenal alat atau organ reproduksinya. Ketika mereka mampu mengenali, maka mereka mampu memahami peran serta fungsinya. Diharapkan mereka mampu menjaga organ reproduksinya dari hal-hal yang dapat merusak kesehatan reproduksinya.

 

Pusat Informasi dan Konseling Lenteng Agung (PIK-LA) SMA 38

SMA 38 merupakan sekolah yang direkomendasikan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Provinsi DKI Jakarta dan Kantor Keluarga Berencana (KB) Kotamadya Jakarta Selatan. SMA 38 dipilih karena sudah memiliki Pusat Informasi dan Konseling (PIK).

Pertemuan pertama kelompok remaja ini dilakukan pada Mei 2014 dengan melakukan pemetaan permasalahan remaja atau mengidentifikasi permasalahan yang dirasakan remaja di lingkungan sekolah. Hal-hal apa saja yang secara langsung terlihat dan dirasakan sebagai permasalahan remaja di lingkungan sekolah. Karena kelompok ini sudah menjadi Pusat Informasi dan Konseling Remaja di sekolahnya, sehingga memudahkan pemberian informasi dan penguatan bagi para anggotanya.

Namun, meski telah memiliki PIK sendiri, tetapi pengetahuan yang mereka peroleh tentang kesehatan reproduksi masih sangat kurang. Oleh karenanya pihak sekolah, baik guru maupun BK sangat mendukung kegiatan ini.***