Lembar Fakta / Publikasi
Published: 13/02/2018
Salah satu hambatan dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah ketidaksetaraan gender dan sosial yang menyebabkan munculnya ekslusi sosial dan gender. Keuntungan dan capaian dari program-program pembangunan tak terkecuali program pemberdayaan ekonomi dan pengentasan kemiskinan belum dapat dinikmati secara adil dan setara, khususnya oleh perempuan dan kelompok rentan lainnya dalam masyarakat. Oleh karenanya, upaya inklusi gender menjadi sangat penting untuk memastikan kesuksesan suatu program.
Dari studi awal yang dilakukan YWRI diperoleh gambaran bahwa perempuan terlibat dalam kerja-kerja produktif pertanian sebagaimana dengan laki-laki, khususnya dalam pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Meski demikian, manfaat yang diterima oleh perempuan belum signifikan dan belum memberi manfaat ekonomi yang menyejahterakan karena keterlibatan mereka masih rendah dalam hal pengambilan keputusan baik di tingkat keluarga maupun di tingkat komunitas.
Keputusan-keputusan terkait bagaimana lahan/hutan dikelola maupun bagaimana pembangunan direncanakan masih diputuskan dengan pelibatan perempuan yang rendah. Identifikasi jenis-jenis pertemuan warga menunjukkan bahwa laki-laki menjalankan peran politiknya dalam pertemuan seperti pertemuan nagari, pertemuan adat, dan pertemuan desa untuk merumuskan program dan arah pembangunan.
Dalam upaya mendorong kesuksesan program Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) agar berdampak meningkatkan kesejahteraan perempuan, maka Konsorsium Yayasan WRI melakukan pengintegrasian gender dan sosial untuk lokasi program di Sumatera Barat (Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok Selatan) dan Kalimantan Barat (Kabupaten Sintang).
Melihat berbagai persoalan pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin diatas maka pembentukan kelompok yang menyasar kelompok perempuan sebagai penerima manfaat utama dari program adalah suatu keniscayaan untuk menjawab kebutuhan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat perempuan dalam pengambilan keputusan.
Komoditas Ramah Perempuan dan Kelompok Rentan Lainnya
Sebagai salah satu upaya awal dalam mendukung integrasi gender, maka pemilihan komoditas unggulan yang akan dikelola oleh kelompok menjadi sangat penting karena akan berkonsekuensi kepada derajat pelibatan anggota kelompok perempuan dan laki-laki. Melalui observasi, wawancara mendalam, dan diskusi terfokus bersama dengan warga maka ditentukanlah beberapa komoditas unggulan yang meliputi kakao, pala, ubi ungu, dan rosela.
Penyadaran Konsep Kesetaraan Gender bagi Anggota Kelompok
Persoalan pembagian beban kerja yang tidak berimbang juga menjadi salah satu fokus dalam upaya integrasi gender dan sosial. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa perempuan di semua lokasi proyek mengerjakan lebih banyak pekerjaan jika dibandingkan dengan laki-laki sehingga muncul potensi hambatan bagi perempuan untuk terlibat secara aktif dan maksimal dalam kegiatan kelompok dan juga potensi munculnya beban tambahan bagi perempuan.
Dokumen Lembar Fakta dapat diunduh pada tautan berikut:
1_Gender_Peran Perempuan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat
1_Gender_Peran Perempuan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat