2014 / Liputan Media / Media

Published: 17/01/2014

Sumber: Metrotvnews.com, Kamis, 16 Januari 2014

Laporan: Yogi Bayu Aji

 

Metrotvnews.com, Jakarta: Menggalang suara di Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 bukan perkara mudah. Apalagi bagi calon anggota legislatif (caleg) perempuan. Jumlah caleg perempuan yang lebih sedikit, membuat mereka harus bersaing meraup suara dengan caleg laki-laki, baik dari internal partai maupun partai lain.

 

Direktur Women Research Institute (WRI) Edriana Noerdin menjelaskan, yang perlu dilakukan caleg perempuan adalah fokus dan mengetahui berapa jumlah suara yang diperlukan untuk menang. “Mereka harus fokus, lihat berapa sih suara supaya menang? Misalnya lima ribu suara di daerah pemilihan (dapil). Nggak usah kita berusaha mengambil sebanyak mungkin. Ada nilai eror sepuluh persen. Jadi kalo lima ribu tambah sepuluh persen jadi 5500 suara.” kata Edriana setelah mengisi seminar Representasi Politik Perempuan RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender di Grand Kemang Hotel, Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (16/1).

 

 

Ia juga menegaskan, caleg perempuan perlu mengetahui data serta nama-nama pemilih di dapil masing-masing. “Kita harus punya data orang-orang. Peneliti aja bisa punya data sampai ke rumah tangga. Sudah dapatkan namanya, langsung melakukan pendampingan ke masyarakat,” jelasnya.

 

Edriana optimistis, melalui cara itu caleg perempuan dapat menang tanpa perlu berkubang dengan politik uang. Sebab, perempuan lebih mudah meyakinkan masyarakat untuk memilih dirinya. “Kalau ada serangan fajar, serangan dhuha, nggak masalah. Kita melihat strategi bagaimana sih yang harus dilakukan,” ucapnya.

 

Edriana juga menyampaikan, kampanye caleg perempuan harus efektif. Mereka cukup menjaring suara untuk menang. “Berapa yang kita butuhkan saja. Kita kan terbatas anggaran, kita juga terbatas kampanyenya,” pungkasnya. Editor: Githa Farahdina