Current Project / Kesehatan Reproduksi / Perempuan & Kesehatan

Published: 13/05/2014

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi ketiga program Kesehatan Reproduksi Remaja di Gunungkidul dilakukan pada Rabu, 7 Mei 2014 oleh Rahayuningtyas (Koordinator Program Kesehatan Reproduksi Remaja WRI) dan Benita Nastami (Peneliti WRI). Kegiatan Monev diawali dengan diskusi bersama Program Officer Gunungkidul Tri Asmiyanto untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan Kespro Remaja di Gunungkidul sejak kegiatan Monev terakhir 25 – 27 Maret 2014.

 

Kemajuan yang sudah dicapai:

  1. Dua dari tiga kelompok binaan WRI yaitu Bening Hati dan Police menjadi peserta untuk kelompok remaja Tegak dan Tumbuh pada lomba kelompok kespro remaja yang dilakukan oleh BKKBN, melalui BPNPKB DI Yogyakarta. Police memenangkan Juara III dan Bening Hati memenangkan Juara I dan akan menjadi wakil DIY untuk tingkat nasional.

  2. Dengan kemenangan tersebut maka Police dan Bening Hati, statusnya akan meningkat 1 tahap, Police akan berubah dari Tumbuh menjadi Tegak dan Bening Hati akan berubah dari Tegak ke Tegar. Perubahan ini akan ditetapkan tahun berikutnya melihat kinerja mereka selama setahun ini.

  3. Police merencanakan untuk “melebarkan sayap” organisasi mereka dengan melakukan kegiatan kunjungan ke sekolah-sekolah di wilayah kerja mereka di Desa Karangawen yang kebetulan memiliki 5 SMP dan 1 SMK. 

  4. Bening Hati merencanakan untuk melanjutkan pembinaan dan memberikan pengetahuan kespro kepada remaja pesantren di sana baik yang usia SMP maupun SMA.

  5. Membuat Buku Induk di 3 kelompok Bening Hati, KRP, Police yang berisi foto dan data diri peserta kelompok.

  6. Kegiatan diskusi kelompok tetap dilakukan secara rutin, dipimpin oleh pengurus yang sudah mengikuti pelatihan Konselor sebaya yang dilakukan WRI. Materi yang disampaikan masih seputar kespro remaja. Bahasan keorganisasian, masing-masing kelompok sudah memiliki profil.

 

Bening Hati

 

Bening Hati terpilih sebagai juara 1 tingkat provinsi lomba Pusat Informasi & Konsultasi Remaja (PIK R) Tumbuh dan Tegak oleh BKKBN. Pertemuan rutin dilakukan antar pengurus (14 orang laki-laki dan perempuan) maupun dengan seluruh anggota kelompok (sekitar 80 orang). Untuk kegiatan refreshing, Bening Hati juga melakukan outbond dengan semua anggota kelompok sehingga diharapkan peserta tidak merasa bosan dan tetap konsisten bisa menjalani kegiatan di Bening Hati.

Sebagai konsekuensi juara 1 lomba kelompok remaja, maka Bening Hati harus membuat film dokumenter tentang profil organisasi, pembuatan film dilakukan dengan Program Officer WRI di Gunungkidul Tri Asmiyanto untuk profil Bening Hati, bekerjasama dengan BPMPKB (BKKBN Kecamatan). Film ini digunakan untuk lomba tahap selanjutnya di tingkat nasional.

Beberapa kendala yang ditemukan di Bening Hati, antara lain:

  • Kendala organisasi keberadaan Bening Hati masih kontroversi di Pondok Pesantren di kalangan santri dianggap tabu, tidak syar’I membahas kespro, akan dilakukan klarifikasi.

  • Keberadaan Bening Hati belum dirasakan manfaatnya padahal sudah berjalan program di Pondok Pesantren, akan ada rencana membuat bulletin “Jendela isi hati”, terakhir pertemuan pengurus 8 dari 13 orang. Pondok pesantren juga belum memberikan dukungan real untuk keberadaan Bening Hati. 

  • Kegiatan diskusi kespro di kelompok santri laki-laki belum banyak berjalan sebab santri laki-laki lebih banyak kegiatan dibandingkan yang perempuan, kebutuhan logistik di luar pesantren.

 

Sebagai upaya mencari solusi dari kendala yang ada, Program Officer WRI di Gunungkidul Tri Asmiyanto menugaskan untuk membuat artikel terkait remaja, dari artikel yang terpilih nantinya akan dijadikan bulletin dan akan disebarkan ke seluruh santri agar keberadaan Bening Hati bisa dirasakan manfaatnya.

 

Selain pondok pesantren, Yayasan Al-Hikmah juga memiliki panti asuhan Al-Hikmah ada 14 anak (10 laki-laki dan 4 perempuan) yang tinggal di sana dengan usia 6 sampai 12 tahun. Rata-rata anak yang tinggal di sana adalah anak terlantar yang dibuang orangtua dan/atau anak jalanan. Beberapa pengurus Bening Hati juga menjadi pengurus atau pengasuh di panti asuhan.

 

 

Kelas Remaja Putri

Kelas Remaja Putri melakukan pertemuan rutin dua kali dalam sebulan atau dua mingguan, terakhir pertemuan dengan Ibu Bidan Endah anak-anak Kelas Remaja Putri diminta untuk datang ke sekolah-sekolah SMP dan SMA di Ponjong.

Kegiatan sempat tertunda dua pekan karena adanya Ujian Nasional yang dihadapi peserta Kelas Remaja Putri, mengingat setengah anggota Kelas Remaja Putri sudah duduk di Kelas III SMP. Selain itu pekan selanjutnya anggota Kelas Remaja Putri yang kelas I dan II juga menghadi Ujian Akhir Semester sehingga kegiatan disesuaikan dengan jadwal yang tidak mengganggu waktu belajar untuk persiapan ujian.

Ibu Bidan Endah, sebagai pembina Kelas Remaja Putri dan juga Petugas Kesehatan di Puskesmas Ponjong terpilih sebagai tenaga kesehatan teladan dan mendapat penghargaan di tingkat propinsi DIY, beliau juga dikirim untuk melakukan studi banding di Puskeksmas Pasar Minggu, Jakarta Selatan dengan tenaga kesehatan lain dari DIY.

Untuk mengembangkan kegiatan diskusi kelompok, Ibu Bidan Endah melalui Puskesmas Ponjong membuat ruangan khusus untuk kelompok remaja melakukan diskusi yang diberi nama Permadani. Permadani memang sudah ada namun kurang berjalan, rencananya kegiatan ini akan kembali dilakukan dengan dukungan dana dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), yang walaupun dalam jumlah terbatas namun diharapkan bisa membentuk kelompok remaja lainnya dari sekolah-sekolah di wilayah Kecamatan Ponjong.

Ibu Bidan Endah berharap kerjasama yang dilakukan WRI bukan hanya dengan Kelas Remaja Putri namun juga bisa dilakukan dengan kelompok Permadani dan/atau juga dengan Puskesmas Ponjong. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi Puskesmas karena dianggap sudah berjejaring dengan kelompok LSM untuk meningkatkan kesehatan reproduksi remaja di Kecamatan Ponjong.

Selama ini Puskesmas memang sudah memberikan pendidikan kespro ke sekolah-sekolah di Kecamatan Ponjong dengan mendatangi sekolah dan melakukan training kepada 20 siswa terpilih. Sayangnya kegiatan ini tidak memiliki kegiatan lanjutan dari Puskesmas karena keterbatasan dana. Puskesmas memang menyediakan Permadani sebagai wadah untuk remaja berkegiatan membahas masalah kespro dan juga memberikan layanan konseling melalui Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Puskesmas, namun sayangnya ketika remaja datang ke Puskesmas karena keluhan tertentu yang berkaitan dengan kespro, kegiatan pelayanan dan rujukan tetap dilakukan di bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) bukan klinik khusus remaja karena memang belum ada.

 

Police

 

Memenangkan juara ke-3 dalam perlombaan kelompok remaja yang dilakukan Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Provinsi DIY. Oleh karenanya Police akan naik satu tingkat dari kelompok remaja Tumbuh menjadi Tegak, namun syarat yang harus dilakukan adalah Police harus memberikan manfaat yang lebih luas selain kepada remaja di wilayah Dusun Pokak, Police juga harus memberikan promosi kesehatan di sekolah wilayah Karangawen yaitu 5 SMP dan 1 SMK. Kegiatan ini diharapkan akan membantu kapasitas anggota Police sebagai konselor sebaya sehingga mereka akan memiliki pengalaman dan Kepercayaan diri dalam menyampaikan informasi dan berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar Kespro Remaja.

 

Selain WRI, petugas KB juga akan membantu Police untuk menyiapkan kegiatan mendatangi sekolah-sekolah di wilayah Pokak. Rencananya mereka akan memanfaatkan kesempatan Ospek siswa baru yang akan dilakukan sekitar Juli-Agustus 2014. Harapannya anak baru di sekolah tersebut akan memiliki pengetahuan yang memadai tentang Kespro dan tertarik untuk bergabung dengan Police, bahkan diharapkan dapat membentuk kelompok remaja peduli kespro di sekolahnya masing-masing. ***