Siaran Pers
Published: 04/01/2018
Kondisi deforestasi di Indonesia saat ini telah mencapai taraf yang mengkhawatirkan. Provinsi Kalimantan Barat dan Sumatra Barat, misalnya, terus mengalami peningkatan kehilangan lahan tutupan pohon selama lebih dari satu dekade terakhir. Kondisi perubahan iklim dan kerusakan hutan pun berdampak besar terhadap perempuan yang tinggal di areal hutan dan menggantungkan kehidupannya pada hutan. Di sisi lain, perempuan cenderung tidak dilibatkan dalam forum-forum pengelolaan hutan dan tidak diberikan kesempatan untuk menyuarakan kebutuhannya. Padahal, perempuan merupakan salah satu aktor utama dalam pengelolaan hutan, dan manfaat dari pelibatan perempuan dalam pengambilan keputusan akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarganya. Menindaklanjuti permasalahan tersebut, Konsorsium Yayasan Women Research Institute (YWRI), WALHI Sumatera Barat dan Perkumpulan PENA Kalimantan Barat, dengan didukung oleh Proyek Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia, telah melaksanakan program “Pengelolaan Hutan untuk Kesejahteraan Perempuan” di 4 nagari di Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, dan 1 desa di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Program tersebut telah dilaksanakan selama 18 bulan sejak bulan Juni 2016 hingga Desember 2017 melalui kegiatan pengorganisasian dan pendampingan dalam pemanfaatan hasil hutan bukan kayu berupa komoditas kakao dan pala di Sumatera Barat serta komoditas ubi ungu dan rosela di Kalimantan Barat, disamping peningkatan kapasitas perempuan dalam hal kepemimpinan dan advokasi. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas perempuan agar dapat berdaya secara ekonomi dan sosial, sehingga dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui peningkatan produktivitas dengan mempromosikan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Untuk mendukung proses pembelajaran dan praktik antar kelompok di tingkat provinsi sekaligus menutup program, Konsorsium YWRI dan WALHI Sumatera Barat mengadakan kegiatan “Jambore Hutan Lestari, Perempuan Sejahtera” pada tanggal 27 – 28 Desember 2017 di GOR Zein, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Jambore ini diikuti oleh sekitar 400 peserta, di mana 225 orang diantaranya adalah anggota kelompok dampingan Konsorsium YWRI. Dalam jambore ini, para anggota kelompok perempuan dari lima desa lokasi program dipertemukan untuk berbagi pengalaman, mengikuti coaching clinic terkait pengembangan pengorganisasian kelompok dan pengembangan unit usaha, serta berdiskusi mengenai pengembangan perhutanan sosial sebagai rencana tindak lanjut kelompok tani perempuan.
Acara “Jambore Hutan Lestari Perempuan Sejahtera” dibuka langsung oleh Bupati Pesisir Selatan, Bapak H. Hendrajoni, M.H. Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan dukungannya kepada program pendampingan yang dilakukan oleh Konsorsium YWRI karena dinilai berpotensi meningkatkan industri rumah tangga serta memberikan nilai tambah pada produksi pertanian dan kehutanan. Dengan adanya kemajuan pada industri rumah tangga yang memanfaatkan produksi pertanian dan kehutanan yang berkelanjutan, maka indeks kesejahteraan secara keseluruhan pun dapat meningkat. Maka, terobosan ini sangat dibutuhkan di Indonesia dan keberlanjutannya akan didukung oleh pemerintah daerah, dan diharapkan bahwa kelembagaan yang telah dibina selama masa program dapat menjadi sebuah organisasi yang mapan. Bupati Pessel juga berkesempatan mengunjungi stand pameran produk kelompok dan mencicipi produk-produk yang dipamerkan.
Disamping mengundang Bupati dan pemerintah daerah Kab. Pesisir Selatan dan Kab. Solok Selatan, kegiatan “Jambore Hutan Lestari Perempuan Sejahtera” turut mengundang pula sebagi pembicara Ibu Iffah Syarifah dari ARAFATEA dalam sesi “Inovasi Produk sebagai Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu”, Ibu Titik Hartini dari Association for Community Empowerment (ACE) dalam sesi “Pengorganisasian untuk Penguatan Ekonomi Perempuan”, dan Ibu Uslaini dari WALHI Sumbar dalam sesi “Kepemimpinan Perempuan dalam Pemanfaatan Hutan Sosial untuk Peningkatan Kesejahteraan”. Jambore juga dihadiri oleh perwakilan dari Tim Spesialis Sosial dan Gender MCA-Indonesia dan Regional Office Manager (ROM) Sumatera Barat KEHATI. Pasca acara pembukaan dan sesi talkshow, kegiatan dilanjutkan dengan coaching clinic dengan materi Kewirausahaan dan Pengembangan Produk, Pengolahan Limbah Produk, dan Pengelolaan Hutan Nagari. “Jambore Hutan Lestari Perempuan Sejahtera” diakhiri dengan pentas kreasi seni dan outbound. Diharapkan proyek ini selain dapat memperkuat posisi sosial dan kondisi perekonomian perempuan, juga dapat membangun proses belajar antar kelompok perempuan, sehingga terjadi pertukaran pengetahuan dan menjalin kekuatan antar kelompok perempuan untuk menunjukkan keberhasilannya dalam mengelola hutan, serta memanfaatkan sumber daya alam di desa untuk peningkatan kesejahteraan para perempuan.